Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa khusyuk dalam salat mengandung makna batin yang meliputi enam unsur, yaitu:
- Kehadiran hati atau konsentrasi
- Memahami bacaan salat
- Mengagungkan Allah
- Haibah (perasaan takut kepada Allah)
- Raja’ (pengharapan kepada Allah)
- Haya’ (perasaan malu kepada Allah)
Prof. Tengku Hasbi As Shiddieqy mengajukan 7 saran sebagai kiat kusyuk dalam shalat:
- Hendaklah kita menganggap berdiri di hadapan Allah yang Mahakuasa, Yang Maha Mengetahui segala rahasia
- Hendaklah memahami zikir-zikir yang dibaca, yakni memperhatikan maknanya, kandungannya, serta maksudnya.
- Hendaklah memanjangkan rukuk dan sujud (tuma’ninah)
- Tidak mempermainkan anggota tubuh, seperti menggerakkan tangan, menggaruk kepala, dan berpaling-paling.
- Hendaklah tetap memandang ke tempat sujud, walaupun bermata buta atau bersalat di sisi Kabbah.
- Hendaklah menjauhkan diri dari segala yang mengganggu hati, seperti menahan buang air besar atau kecil.
Untuk bisa khusyuk dalam salat diperlukan juga langkah persiapan dan kesiapan sebagai pra-kondisi sebelum salat atau di luar shalat. Pra-kondisi di sini yang dimaksud antara lain:
- Memahami fungsi, tujuan, dan tata cara pelaksanaan salat, dengan mengacu pada petunjuk Al Qur’an dan sunnah Rasul.
- Melaksanakan wudu dengan pelaksanaan dan penghayatan yang baik dan benar
- Menyambut bacaan azan dan iqamah dengan penuh penghayatan
- Memilikih tempat salat (masjid / musala) yang kondusif, yaitu suci, bersih, nyaman, tenang, dan menyenangkan.
- Menjauhkan berbagai hal yang bisa mengganggu konsentrasi pelaksanaan salat. Misal: mematikan handphone.
- Memiliki niat yang ikhlas disertai kedekatan dan ketaatan kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar